Daftar di PayPal, lalu mulai terima pembayaran menggunakan kartu kredit secara instan.

21 September 2009

Sosialisasi Yang Baik Dalam Dunia Maya

  1. Sembunyikan identitas orang/lembaga yang kita kiritik. Sebaiknya kita tidak menyebut identitas orang/lembaga yang kita kritik. Lebih baik kita menyebut inisialnya (misalnya: OIH) atau menyebut ciri-cirinya saja (misalnya: warnanya biru). Cara ini telah kutempuh dalam menayangkan postingan-postingan yang berisi konsultasi berbagai persoalan cinta di situs ini. Dan alhamdulillah sejauh ini diriku tidak pernah mendapat tuduhan pencemaran nama baik dari orang-orang yang “aib”-nya kusajikan di sini.


  2. Sebutkan bukti sumber informasi selengkap-lengkapnya. Bila kasusnya sudah menjadi “rahasia umum” (sudah tersebar luas), kita dapat menyebut identitas orang/lembaga yang kita kritik itu. Namun, hendaknya kita menyebut sumber informasi kita selengkap-lengkapnya. Jangan asal copy-paste! Untuk sumber dari internet, kita bisa menyajikan link-nya. Sumber informasi itu merupakan bagian dari bukti. Tanpa bukti, kita bisa dituduh melancarkan fitnah!
  3. Sampaikan pujian lebih dulu. Kita jangan langsung memaparkan masalah atau menyampaikan keluhan/kritik. Sebaiknya kita menyampaikan pujian lebih dulu mengenai orang atau lembaga yang kita kritik. (Bagaimanapun, sejelek-jeleknya orang/lembaga, tentu ada segi-segi positifnya.) Contoh: “Pertama-tama, aku hendak menyampaikan lebih dulu kekagumanku terhadap OIH. Satu hal yang paling aku sukai adalah betapa lengkapnya fasilitas yang disediakan. …”
  4. Setelah memuji, sampaikan ucapan terima kasih. Efek positif dari pujian itu akan lebih besar bila kita menyertainya dengan ucapan terima kasih. Bagaimanapun, semua orang (yang normal) pasti senang mendapat ucapan terima kasih, apalagi bila mendapat kesan bahwa ucapan terima kasih itu disampaikan dengan setulus-tulusnya.
  5. Ciptakan kesan bahwa kita lebih menaruh perhatian pada orang/lembaga yang kita kritik. Hindari kesan bahwa persoalan yang kita bicarakan itu mengenai betapa terganggunya diri kita, atau pun hal-hal lain yang bersangkutan dengan kepentingan kita sendiri. Contohnya, daripada mengatakan bahwa kita merasa sebal mendapat pelayanan yang mengecewakan, lebih baik kita menulis: “Kami turut bergembira bila OIH mendapat tempat yang kian manis di hati masyarakat karena mereka mendapat pelayanan yang memuaskan.”
  6. Perbanyaklah kata “kita”. Penggunaan kata “kita” membuat posisi kita sepihak dengan orang/lembaga yang kita kritik, bukan berhadapan dengannya. Bahkan, penggunaan kata “kita” menumbuhkan keakraban dan bukan permusuhan. Kata ganti “saya” atau “Anda” (atau nama identitas) sebaiknya digunakan sesedikit mungkin. Bila kata “saya” digunakan terlalu sering, pembaca bisa menangkap kesan bahwa kita egois. Sedangkan penggunaan kata “Anda” (atau nama identitas) yang terlampau banyak dapat menimbulkan kesan “menuding” (atau memojokkan).
  7. Tempatkanlah diri lebih “rendah” daripada orang/lembaga yang kita kritik. Daripada melancarkan tuduhan atau persangkaan buruk, lebih baik mengajukan pertanyaan. Daripada menyampaikan saran, lebih baik mengajukan usul. Daripada menuntut, lebih baik menawarkan kerja sama. Dan sebagainya. (Silakan tambahi sendiri.)
  8. Mohon maaflah atas segala kata-kata yang kita tuliskan. Bagaimanapun, kita bukanlah manusia yang sempurna. Diantara pembaca patilah ada yang merasa kecewa dan sakit hati. Jadi, daripada mengatakan “saya mohon maaf kalau ada kesalahan kata-kata-saya”, lebih baik kita menulis “saya mohon maaf atas segala kesalahan kata-kata saya”.

Begitulah 8 tips yang bisa kusampaikan kali ini untuk mengingatkan kita semua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas komentar anda, komentar anda akan saya tampilkan setelah saya online, terima kasih.